Sabtu, 16 Februari 2013

Anak Kecil yang Bijaksana


Selama ini kita selalu berfokus pada apa yang belum kita miliki dan sangat ingin kita miliki hingga melupakan hal yang sangat penting yaitu mensyukuri yang telah kita miliki sekecil apapun itu. Padahal Allah telah berjanji akan melipatgandakan nikmatNya kepada hambaNya yang pandai bersyukur. Jadi marilah mulai sekarang kita membuat daftar tulisan apa saja yang telah kita miliki dan dengan itulah kita bersyukur bahwa telah terlalu banyak yang sudah kita miliki.

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampong dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya pada anaknya.
“Bagaimana perjalanan kali ini?”
“Wah, sangat luar biasa, Ayah”.
“Kau lihat kan betapa manusia itu bisa sangat miskin,” kata ayahnya.
“Oh, iya ayah,” kata anaknya.
“Jadi pelajaran apa yang dapat kamu ambil?” Tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab, “saya menyaksikan bahwa kita hanya punya satu binatang peliharaan, tapi mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman, dan mereka memiliki telaga yan tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera – lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita. Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka bahagia bisa saling menghormati dan melayani sesamanya,” tutur sang anak”.
“Untuk makan, kita harus mengeluarkan uang yang susah-susah kita cari, namun mereka menumbuhkan makanannya sendiri. Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi, ayah”. Kata anak itu berseri-seri.
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan “Terima kasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita,” kata anak itu sambil menghela nafas panjang
(majalah Nurul Hayat edisi Agustus. )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar