Seseorang baru saja mencoba peruntungan dgn memulai
usaha berjualan ikan segar di pasar. Ia membuka lapak di sebuah pasar dan
memasang papan nama di depan lapaknya bertuliskan “ DISINI JUAL IKAN SEGAR “.
Tidak lama kemudian datanglah seorg pengunjung yg
menanyakan tentang tulisannya itu,” Mengapa kau tuliskan kata DISINI? Bukankah
semua org sudah tau kalau kau itu berjualan DI SINI bukan DI SANA? ”
“ Benar jg y…! ” Pikir si penjual ikan, lalu
dihapusnya kata “DISINI” dan
Tidak lama kemudian datanglah pengunjung lainnya yg
jg menanyakan tulisannya “ Hei, mengapa kau pakai kata ‘SEGAR’ ? bukankah semua
org sudah tau kalo yg kau jual adalah
ikan segar,bukan ikan busuk? ”
“ Oia…benar jg katamu,…! ” pikir si penjual ikan,
lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggallah tulisan “ IKAN “
Selang beberapa waktu kemudian,datang pengunjung
berikutnya yg jg menanyakan tulisannya : “ Mengapa kau tulis IKAN? Bukankah
semua org sudah tau kalo ini IKAN bukan DAGING? “
“ Benar jg …! “ Pikir si penjual Ikan, lalu
diturunkannya papan pengumuman itu sehingga tdk ada lagi papan nama di lapak
sang penjual ikan yg membuat jarang ada pengunjung pasar yg mendatanginya
karena dari kejauhan tak tampak petunjuk barang dagangannya.
bila kita ingin memuaskan semua org, yakinlah itu hal yg mustahil atau bahkan malah merugikan diri sendiri. Utamakan suara hati anda, utamakan kata agama anda. Biarlah org lain berpendapat….tp saringlah. Cerna kembali pendapat mereka, apakah sesuai dgn kata hati dan agama anda. Jika tidak, maka tegaslah untuk mengatakan TIDAK! ( Majalah Nurul Hayat jan 2012 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar